Jumat, 07 Mei 2010

Tugas mandiri 3

http://www.ziddu.com/download/9773148/1095111203.doc.html

Tugas mandiri 3

http://www.ziddu.com/download/9773148/1095111203.doc.html

tugas mandiri 3

http://www.ziddu.com/download/9773148/1095111203.doc.html

Kamis, 18 Maret 2010

Berita Internasional mengenai Ekonomi

India Mulai Lirik Ekonomi Syariah

NEW DELHI--India secara serius mempertimbangkan memperkenalkan perbankan dan keuangan syariah untuk membantu kaum marjinal dan minoritas di negara tersebut. Perbankan syariah yang berbasis ekuitas dengan keuangan mikro yang tidak berbasis bunga juga telah dikenal memiliki kontribusi signifikan untuk pembiayaan makro proyek-proyek infrastruktur utama di seluruh dunia. Hal itulah yang membuat pemerintah India memutuskan untuk menerapkan keuangan syariah di India.

Setelah pemerintah menunjuk berbagai komite untuk menerapkan perbankan syariah, pemerintah koalisi multipartai sepertinya bersedia memberikan persetujuan. Perdana Menteri India, Manmohan Singh, mengatakan keputusan mempraktekkan perbankan syariah muncul saat dirinya berunding tentang prinsip-prinsip perbankan dan keuangan syariah dengan sejumlah ahli ketika ia berkunjung ke Qatar dan Oman.

Sejumlah pejabat yang menemani Singh dalam kunjungan ke Timur Tengah mengatakan pemerintah India memiliki keinginan menerapkan perbankan syariah setelah memperoleh kepercayaan koalisi dalam hal peraturan. Pada saat krisis ekonomi global berdampak pada pasar dan ekonomi dunia, perbankan syariah tetap berada dalam kondisi baik dan membuktikan diri sebagai penyelamat banyak pihak.

Salah satu instrumen utama perbankan syariah adalah sukuk, yang juga sedang dipertimbangkan sebagai solusi terhadap krisis subprime yang telah mempengaruhi ekonomi dunia. Ketika subprime mortgage membuat bank-bank konvesnional di seluruh dunia kehilangan 400 miliar dolar AS, perbankan syariah yang memiliki sukuk tidak tersentuh oleh krisis.

Dengan krisis subprime yang melemahkan banyak tulang punggung eonomi dunia membuat Departemen Keuangan Inggris dan Menteri Keuangan Jepang mengeksplorasi manfaat potensial sukuk sebagai salah satu alat manajemen utang dalam pasar mata uang. Bunga yang menjadi instrumen fundamental di sektor perbankan modern merupakan suatu hal yang dilarang dalam Islam. Namun sayangnya pentingnya pertumbuhan nilai-nilai Islam tersebut terlambat disadari.

Betapa pentingnya masalah ini sama seperti halnya ekonomi yang sedang berkembang membuat perbankan syariah terlihat unggul. Reserve Bank of India pun baru saja selesai mempelajari beragam instrumen keuangan dan perbankan syariah.

Wakil ketua parlemen K Rehman Khan mengatakan penawaran terhadap produk dan pelayanan keuangan berdasar prinsip Islam dapat membuka pasar keuangan yang lebih besar di mana selama ini para Muslim tidak dapat berinvestasi. Menurut Khan, perdana menteri India cukup sering berbicara mengenai pertumbuhan yang inklusif di mana hal tersebut bisa tercapai melalui perbankan syariah.

“Tidak diragukan lagi perbankan syariah memiliki nilai etika Islam, namun hal tersebut memiliki lebih banyak peraturan ekonomi dibandingkan mengenai agama,” kata Khan, sebagaimana dilansir dari situs khaleejtimes.com. Selain itu, Khan menambahkan bahwa perbankan syariah memiliki fitur-fitur yang menguntungkan untuk mendorong ekonomi sektor riil dibandingkan sektor keuangan.

Namun sejumlah ahli mengatakan perubahan struktural pada ekonomi India selama periode pasca reformasi bukanlah barometer bagi pertumbuhan yang wajar. Untuk pertumbuhan inklusif, India harus memastikan adanya peningkatan di pendapatan dan status karyawan di seluruh segmen. “Merupakan sebuah paradoks di mana India memiliki pertumbuhan yang baik dalam beberapa tahun terakhir, namun jumlah warga yang hidup di bawah garis kemiskinan meningkat,” kata H Abdur Raqeeb, penggagas Pusat Keuangan Syariah India dan Komite Nasional Perbankan Syariah.

Menurut dia, selama ini pemerintah enggan mempertimbangkan perbankan syariah sebagai bagian dari sektor perbankan, namun hal tersebut kini berubah. Komite Rajinder Sachar yang ditunjuk oleh perdana menteri untuk melaporkan status sosial ekonomi komunitas Muslim di India menunjukkan bahwa komunitas tersebut adalah yang paling dirugikan di sektor keuangan dan perbankan tidak sejalan dengan komunitas tersebut.

Kaum Muslim India memiliki pengeluaran lebih dari 80 persen karena adanya bunga yang berbasis skema tabungan dan kredit dengan beragam peralatan institusi keuangan. Laporan komite tersebut menunjukkan bahwa Muslim India memiliki share 7,4 persen di tabungan, namun hanya 4,7 persen di kredit. Setiap tahunnya Muslim India melepaskan sekitar 15 miliar dolar AS karena mereka memiliki rasio kredit tabungan sebesar 47 persen dibanding rata-rata tingkat nasional sebesar 74 persen.

Hal tersebut menunjukkan bahwa Muslim India setiap tahunnya kehilangan sekitar 27 persen dari tabungannya karena tidak menggunakan kredit. Dengan beroperasinya perbankan dan keuangan syariah maka defisit ini dapat dipindah untuk menahan kerugian finansial Muslim India. Dengan 31 persen Muslim yang hidup di bawah garis kemiskinan dan 40 persen pekerja Muslim, jumlah defisit pada kredit yang cukup besar tampaknya merupakan permasalahan ekonomi yang serius.

Saat mengetahui bahwa hal ini adalah sesuatu yang mendesak, beberapa perusahaan telah memulai penawaran pada dana investasi syariah. Banyak pelaku sektor keuangan meperhatikan dana investasi syariah yang bernilai triliunan dolar, seperti misalnya Parsoli dan Eastwind yang telah meluncurkan indeks syariah, Reliance Money dan Religare meluncurkan produk syariah serta bursa saham India melakukan observasi bisnis yang adil pada saham syariah.c67

Sumber : republika.co.id

Selasa, 16 Maret 2010

IDENTITAS DIRI

Nama : Mega Hendriani Saputri
No.mhs : 1095111203
Program studi: S1 AKUNTANSI/C
Alamat: Jl.Kaliurang km 6,6 Gg timor-timur
Jl.Sumatra Perum Tiara Pratama A4
TTL : Blitar,30 Desember 1991
Hobi : Berpetualang